watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita Sexs
Rony dan julia

Edan! Teriakku seketika. Julia, pacarku minta three-
some.
“Tenang, kamu kenal juga kok cewek ini.” Lenny
menenangkanku.
“Gila kamu! kamu panas atau apa?”
“Mas Ronnie, ayo donk. aku janji kalau kamu
ngeliat dia bakal tegang
deh! kalau nggak, aku turutin apa saja kamu mao
deh.”
“Emangnya sapa cewek itu? Kapan maunya?”
Tanyaku mulai antusias. Aku
harap cewek itu si Amy, cewekku punya cousin
kalau bukan dia, si
Monica, cousin Julia dari keluarga lainnya.
“Ntar kamu tahu saja deh. Besok aku bakal ke
rumah kamu agak telat
and bawa cewe ini deh.”
Aku masih ingat waktu baru jadian sama dia.
Malam itu juga, aku
hilangkan dia punya keperawanan. Sejak itu pula,
dia mulai gila seks.
Pertamanya sih dia berontak and bilang nggak
mau. Tapi habis
merasakan penisku masuk vaginanya, langsung
tiap kali ketemu minta
penisku. Soal mengulum pun begitu, dia mulanya
nggak mau juga tapi
akhirnya ketagihan juga dia sama rasa spermaku.
Kadang-kadang kalau
aku nyetir keluar kota di Indonesia barengan
sama dia, aku harus
berhenti di pinggir jalan beberapa kali. Haus
katanya. Minta spermaku
terus tuh anak.
Malam itu aku nggak bisa tidur memikirkan
posisi-posisi dan
kemungkinan yang ada untuk pesta besok.
Akhirnya, aku kalah juga
dengan nature dan tidur nyenyak malam itu.
Pagi-pagi aku bangun dan
masih ingat mimpiku. Aku mimpi main bertiga,
aku, Amy dan Julia. Aku
siap-siap ke sekolah dan berangkat naik bus. Aku
murid di satu
sekolah pria di Singapore dan karena adanya
krisis moneter, aku
dilarang naik Taxi ke sekolah. aku tinggal sendirian
dan temanku
banyak yang sering ke rumahku untuk nonton BF
atau bersenggama sama
pacarnya. Sampai di skolah aku melamuni saja
apa yang bakal terjadi
nanti malam.
“Ting tong”, belku berbunyi. Dalam hati aku tahu
itu Julia. Makan
malam yang baru kubuat langsung kusimpan
and aku “open the door”.
Benar juga dugaanku, itu si Julia.
“Kok sendirian Jul, mana teman kamu?” aku
tanya.
“Wah, Mas Ronnie sudah ngebet yah? Tenang
Mas, dia setengah jam lagi
dateng, dia bakal bawa teman loh”, Dia
tersenyum nakal. Siapa lagi
yang bakal ikutan. kalau yang ikutan cowok,
malas ah pikirku.
“Cowok atau cewek sih yang bakal sama dia?”
“Rahasia dong! Ntar kamu tahu sendiri deh. Eh
mana dinnernya?” aku
keluarin dinnernya dan kami makan malam. Pas,
aku habis cuci-cuci bel
pintu bunyi lagi. aku bukakan pintu.
Gila! pikirku. Semua yang bakal kusetubuhi ini
malam cewek-cewek
impianku deh. Di depan pintu ternyata Amy dan
Monica. Body Amy yang
aduhai bikin aku ngiler, tapi muka cewekku si Julia
memang paling
cakep dari mereka bertiga, sementara si Monica
ini kaya dua orang
punya kelebihan digabung saja. Aku nggak bisa
ngomong apa-apa. Aku
cuma tercengang bengong melihati mereka
berdua. Julia muncul dari
belakang dan mempersilakan mereka masuk.
Sambil menutup pintu, Julia
mengelus penisku yang mulai keras. “As I told
you Ron, you’ll be
fucked happy tonight.” Katanya setengah berbisik.
Gimana mau tahan? Mereka berdua pakai baju
ketat banget, apa lagi si
Amy, gila dia punya breast, gede banget, si
Monica pun juga gede tapi
masih kalah sama 36D-nya Amy. Cewekku
punya sih biasa saja, 33C. Si
Monica pasti at least 35C. Tanganku mulai gatal,
jadi aku permisi mau
ke WC dengan alasan mau buang air besar.
Sampai di WC, penisku
langsung kukeluarkan dan aku langsung saja
mengocok. Sambil mengocok
kututup mata membayangkan bersetubuh sama
tiga cewek ini. Tiba-tiba
saja, pintu WC-ku kebuka. Tiga cewek keren itu
memperhatikan penisku
menyemprot sperma ke lantai WC. Aku shock
dan malu. Langsung saja aku
buru-buru sembunyikan penisku ke dalam celana
dalamku. Rupanya si
Julia mengambil kunci serep WC dan membuka
pintu WC ini.
“Eh kita lagi nikmat-nikmat nonton kok di
sembunyiin sih?” Tanya Amy
dengan nada seksi.
“Iya tuh.” sambung Julia dan Monica bersamaan.
Aku cuma bisa diam
saja. Amy masuk ke dalam diikuti sama Julia dan
Monica. Aku berdiri,
belum sempat pakai jeans-ku, dan mau balik ke
kamar, di-stop oleh
Amy. Tangannya masuk ke dalam celanaku dan
mulai mengelus-ngelus
penisku. Penisku langsung saja bangun dan siap
kerja. Mereka bertiga
kelihatannya lumayan terkesan dengan penisku.
Sambil mengelus-ngelus
pelan, Amy terkadang meremas dengan lembut.
Enak banget rasanya. Tiba-
tiba saja, si Amy merik penisaku dengan tujuan
agar aku ikuti dia
keluar. Genggamanya yang kuat dan tarikannya
yang tiba-tiba,
membuatku merasa sedikit tidak enak.
Sampai di kamar, dia langsung mendorongku ke
ranjang. Si Amy sendiri
mulai melepas bajunya dan rok mininya.
Ternyata dia nggak pakai BH
atau celana dalam. Gila, dia punya buah dada dan
perut kencang
sekali. Bulunya pun dicukur habis, seperti anak
kecil. Dia langsung
tarik turun celana dalamku dan mulai memberiku
kuluman. Mulutnya
bergerak naik turun, dan badannya berada di
atasku. Vaginanya ditaruh
di depan mukaku seolah-olah minta dijilat. Aku
menoleh dan memandang
ke arah Julia. Julia ternyata sudah lagi 69 dengan
Monica. Julia
melirik ke arahku seolah mengerti kalau aku minta
persetujuan dia
untuk menjilati dan ‘menggitui’ si Amy. Dia nggak
tanya atau apa-apa,
cuma mengangguk dan meneruskan
pekerjaanya. Aku buka kaosku dan
langsung menjilati si Amy. Pertama mulai dari
vaginanya, tapi dalam
satu gerakan, aku sekaligus sentuh dia punya
clitoris. Dia sudah
basah banget.
Amy langsung saja mendesah, “Ohh Ron, lick
me there, suck my cunt!
Lick my Clit! Make me cum!” tanganku yang dari
tadi diam mulai main
dengan pentilnya. Efeknya nggak perlu
menunggu lama-lama. Sebuah
aliran deras membasahi mukaku dan untuk
sementara gerakan mulut Amy
berhenti. Rupanya Amy sudah klimaks. Amy
kemudian melanjutkan blow
job-nya, tapi aku suruh dia berhenti. Aku suruh
dia tiduran di
ranjang sebentar. Aku pergi ke lemari mencari
kondomku tapi nggak
ketemu. Aku langsung saja berteriak, “Eh gimana
nih, kondomku sudah
habis.”
Si Amy cuma ketawa dan bilang, “Tenang saja
Mas Ronnie kita-kita ini
pakai pil kok. Selain itu, kita-kita ini dijamin nggak
ada penyakit
loh.” Aku langsung saja balik ke ranjang dan
menciuminya. Dia pun
membalas ciumanku dengan ganasnya. Tanpa
perlu ku arahkan lagi,
homing missile-ku langsung kumasukan ke
vaginanya, vaginanya yang
basah dengan sedia menerima penisku yang
gede itu. Tapi baru masuk
sedikit aku mulai merasakan hambatan yang
berada di dalam lubang
cintanya itu.
“Kamu masih perawan toh, kamu yakin kasih aku
masuk.” Tanya aku.
Kalau dia bisa jaga keperawanannya selama ini,
aku salut dan
menghargai keteguhan imannya.
“Masukin donk Ron, aku mohon. Yang lain pada
kecil jadi aku nggak
kasih masuk. Kamu punya gede sih jadi pasti
nikmat.” Jawabnya dengan
suara yang memelas.
“Siap yah, pertama bakal sakit loh.”
“Iya iya, cepetan donk.”
Aku langsung tancapkan masuk aku punya penis.
Mukanya menunjukkan
rasa sakit. Kubiarkan penisku beristirahat di dalam
lubang cinta itu
sesaat untuk membiarkan Amy terbiasa dengan
penisku dulu. Sementara
itu aku mulai menciumi dan memencet serta
memainkan payudara si Amy.
Si Amy mulai mendesah keenakan. Mukanya
yang penuh sakit sudah
hilang. Sementara itu erangan Julia dan Monica
pun semakin keras dan
dalam waktu sekejap erangan berganti dengan
teriakan-teriakan “I’m
cumming”, “Enak” “Aku climax”, dan sebagainya,
akhirnya mereka pun
diam. Aku pun mulai maju mundurkan
pinggulku. Gerakanku itu membuat
Amy mendesah “Oooh.. nice.. wonderful..”
semakin cepat tempoku,
semakin keras juga erangannya. Aku
menurunkan bagian atas badanku
untuk menciumi buah dadanya yang indah. Amy
menaruh kedua tangannya
di belakang kepalaku. Dalam posisi begitu,
kuangkat dia dan seluruh
berat badan dia bertumpang di pantatnya yang
kupegang. Kudorong
badannya ke dinding dan penisku masuk ke
vaginannya sambil berdiri.
Kakinya memeluk perutku. Dalam posisi ini,
gravitasi pun membantu
gerakan kami dan penisku serasa masuk semakin
dalam. Setelah lima
menit berlalu, aku merasakan bakal nggak lama
lagi klimaks, aku
langsung kasih tahu Amy. Jawabannya cuma,
“Ron, Fuck harder.. kerasan
donk.. tancap gas Ron.. fuck me like a slut Ron.”
Mendengar kata-kata
kotornya, aku semakin bergairah. Gerakanku
semakin cepat dan akhirnya
aku merasakan otot-otot vaginanya mulai
kencang, kupercepat gerakanku
dan akhirnya aku merasakan gelombang deras
menabrak penisku. Akhirnya
aku tidak tahan lagi. Aku mulai menyemprotkan
spermaku. Semprot demi
semprot masuk ke dalam lubang cinta Amy.
Kami berdua kelelahan dan akhirnya berbaring di
ranjang beberapa
untuk istirahat. Belum puas beristirahat, Monica
datang, rupanya
setelah main 69 dengan Julia tadi dia masih belum
berpakaian. Melihat
badannya yang aduhai dan mukanya yang
manis, membuat darahku mendidih
penuh nafsu. Dengan sebuah elusan mesra,
penisku yang sudah capai
akhirnya bangun lagi.
“Burung yang hebat!” komentar Monica.
“As I said!” balas Julia.
Setelah itu dia langsung memasukkan penisku ke
dalam mulutnya, dan
seperti vacuum cleaner, penisku disedotnya. Aku
cuma bisa mendesah
kecil. Kemudian dia langsung bilang, “Fuck me in
the ass.” Aku
langsung ke lemari mengambil baby oil, aku olesi
baby oil di penisku
dan di pantatnya. Pelan-pelan kumasukan penisku
ke lubangnya dengan
osisi doggy style. Setelah penisku masuk
semuanya, aku mulai
menyetubuhinya pelan-pelan. Dengan irama
yang pelan, buah dadanya
yang keren itu bergesekan dengan permukaan
mejaku. Setiap kali buah
dadanya bergesek dengan meja, otot-otot
vaginanya semakin kencang.
Aku biarkan begini terus untuk lima menit.
Akhirnya dua tanganku
memainkan buah dadanya. “Ooh.. ooh.. yes
baby.. do it yes.. pinch my
nipple.. oh yes.. Ron, I’m cumming soon.”
Tangan kiriku mulai main
dengan clitorisnya sementara tangan kananku
memainkan pentil dan
payudaranya, sementara aku fuck dia di
pantatnya dengan lebih cepat.
Akhirnya dia teriak “Yess! I’m Cumming!” Setelah
itu dia langsung
mengemut penisku sekali lagi. Sesekali dia
menghisap seperti vacuum
cleaner. Amy dan Julia sambil menonton, mereka
finger fuck each
other.
Melihat pemandangan yang erotik ini aku
langsung mulai merasakan
tanda-tanda mulai akan klimaks. Kucoba kasih
tahu Monica, tapi dia
diam saja dan tetap menghisap penisku. Akhirnya
semprotan demi
semprotan ditelannya dan sampai penisku mulai
lemah pun masih dia
hisap, seolah-olah seperti cerutu saja di
mulutnya. Akhirnya Julia
dan Amy pun mencapai klimaks.
Aku benar-benar capai. Sewaktu Julia
mendatangiku, aku cuma bisa
geleng kepala tanda tak kuat lagi. Tapi Julia tidak
putus asa. Dia
menciumi aku dan mengikuti jejak Julia, mereka
juga mulai menciumiku
sambil memainkan penisku. Setelah begitu
sampai lima belas menit,
mereka akhirnya putus asa juga. Tapi Julia
tersenyum nakal. Dia
memanggil cousin-cousinnya dan mengajak
mereka keluar. Mereka kembali
berpakaian. “Julia pasti marah deh”, pikirku.
“Kenapa sih penisku
nggak bangun-bangun pikirku lagi. Lima menit
kemudian, mereka bertiga
masuk lagi, kali ini mereka membawa satu CD.
Aku mulai bertanya-tanya
apa yang mereka mau. Akhirnya setelah
menyalakan CD, mereka mulai
berdansa, dan akhirnya mereka bertiga give me a
strip tease show.
Penisku yang sudah loyo bangun lagi seperti
Tugu Monas. Walaupun
sudah melihatku ready, mereka tidak stop
dancing sampai akhirnya
mereka telanjang lagi.
“Ron, kita bertiga sudah siapin rencana supaya
kita berempat bisa
fucking in one go. Mau nggak?” tanya Julia.
“Masih tanya lagi. Tentu saja mau dong!” jawabku
dengan penuh
antusias.
Mereka semua mulai merunduk dalam posisi
doggy style di tanah. Satu
di belakang satunya. Akhirnya paling belakang
adalah Julia. Aku
langsung mengerti maksud mereka. Sewaktu aku
fuck Julia, dia langusng
lick Amy, dan akhirnya Amy bakal lick Monica.
Aku langsung siap dan langsung saja fuck Julia
dari belakang. The
chain reaction pun mulai akhirnya kami berempat
mengerang keenakan.
Aku pun menemukan vagina kesukaanku.
Biarpun sudah sering kubobolin,
tapi vagina Julia yang satu ini memang benar-
benar kencang. “Ahh..
ohh..” kita berempat terus menerus mengerang.
Setelah 7 menit,
akhirnya cewek-cewek ini mendapatkan klimaks
mereka. Amy dan Monica
sudah ‘KO’. Aku juga melihat, kalau Julia sudah
capai.
“Jul, kamu capau ya?”
“Iya nih, tapi kamu belon klimaks, terusin saja.”
“Nggak deh Jul, ntar kamu sakit.”
“Mas Ronnie memang baik deh. Gini saja Mas,
aku kasih kamu breast
fuck aku aje ok?”
Dengan senang hati aku menerimanya. Aku mulai
menyiram baby oil ke
dada Julia yang sedang rebah di ranjang.
Badannya kini mengkilap oleh
pantulan cahaya lampu. Aku tekan dua buah
payudara tersebut agar
mendekat. Akhirnya, di bawah sepasang
payudara itu aku masukan
penisku. Aku sekarang maju mundur seperti
kesetanan, Amy dan Monica
pun mendekat. Setiap kali penisku tembus,
mereka pasti menjilat
kepalanya. Setelah 8 menit, aku tidak tahan lagi,
melihat gelagat ini
Julia langsung berdiri dan berusaha untuk
menghisapnya. “Argh..”
teriakku. Semprotan pertama mengenai
tenggorokannya dan semprotan
kedua mengenai mukanya, semprotan-
semprotan berikutnya ditelan habis
oleh Julia. Spermaku yang tidak masuk ke
mulutnya mulai turun ke
payudaranya. Amy dan Monica mulai
membersihkannya sementara aku
menciumnya dan merasakan rasa spermaku.
Akhirnya mereka semua
menginap semalam di rumahku. Hari itu Jum’at
malam. Besoknya adalah
hari libur. Apa saja yang terjadi besok pasti keren
deh.
Ini beberapa cerita di 17 tahun dulu yang gw suka
Pagi menjelang. Sinar mentari pagi menerangi
kamarku yang berantakan
karena kejadian semalam. Amy, Monica dan Julia
masih tidur nyenyak di
ranjangku. Gila! Ternyata kejadian semalam
bukan mimpi. Penisku
langsung tegak lagi. Enggak mau bangunin
mereka, aku bangun dan terus
ke dapur untuk membuat makan pagi. Baru
masuk dapur dan lagi mencari
mie instant, aku merasa ada tangan yang
memainkan penisku dan melukku
dari belakang.
Aku langsung menoleh. Ternyata si Julia. Aku
cium dia di bibir dan
kasih tahu dia aku mau masak. “Eh, aku sudah
laper nih.” Katanya
dengan senyumnya yang nakal.
Dia mulai menghisap penisku yang dari tadi
tegak. Aku langsung mundur
beberapa langkah dan duduk di kursi. Sedetik pun
tidak dia lepaskan
penisku ini. “Ohh..” itu saja yang bisa keluar dari
mulutku. Mulutnya
yang imut terus naik turun dan dari pipinya bisa
kelihatan kalau dia
lagi menghisap penisku dengan kerasnya.
Lidahnya memainkan penisku.
Ooh, betapa enaknya pikirku. Jarang sekali dia
sudah aktif pagi
begini. Monica dan Amy tiba-tiba muncul di pintu
dapur dan langsung
senyum.
“Kamu orang jahat yah nggak bagi-bagi
breakfast.” Aku cuman ketawa
kecil. Puting mereka mengeras dan aku rasa
mereka mulai horny.
Gerakan mulut Julia mulai lebih cepat. Dari sudut
mataku, aku melihat
Amy dan Monica sedang French Kissing dan
Finger Fucking each other.
Gila benar cewek-cewek ini. Pagi-pagi sudah aktif
banget. Mulut Julia
tidak diam naik turun, aku mulai mainkan puting
dan payudara Julia.

“Jul, kita 69 saja deh.” Saranku. Julia melepaskan
hisapannya dan aku
langsung rebahan di tanah. Julia mulai berada di
atasku dan aku
langsung hisap vaginanya yang sekarang
basahnya bukan main. Sesekali
kujilat clitorisnya. Setiap kali kujilat clitorisnya dia
langsung
mendesah “Oh”. Akhirnya setelah lima menit
begituan, lidahku mulai
capai. Aku mulai masukan dua jari ke dalam,
teriakan “Ahh” terdengar,
aku mulai jilati clitorisnya dan maju mundurkan
jariku. Dia sekarang
cuma teriak, “Enak Ron, terus Ron.. kerasan
dong.. jilat terus.” Aku
cuma bisa jawab, “Eh lidahku capek nih, jarang-
jarang saja lidahnya.”
Setelah itu aku mainkan clitorisnya pakai jempolku
sementara kedua
jariku nggak berhenti maju mundur. Begitu
tanganku yang satunya
menyentuh payudaranya, dia langsung teriak,
“Oh yes Ron!” Otot
vaginanya langsung tegang dan bajir klimaksnya
mulai membasahi
mukaku. Untuk sementara dia berhenti menyedot
sebentar. Sementar itu
Amy dan Monica sudah ganti posisi jadi 69 juga.
Setelah Julia mulai
menghisap lagi, Mereka sudah klimaks, sebab
kudengar mereka teriak
“I’m coming!” bergantian dan nafas mereka
menjadi berat dan dapat
terdengar jelas. Aku yakin aku sebentar lagi mulai
klimaks. Aku coba
tahan sebentar tapi aku nggak bisa. Sedotan
mulut Julia memang hebat.
Tak lama kemudian kusemprot saja spermaku ke
dalam tenggorokan si
Julia. Setelah itu, dia menciumku. Tanpa diduga,
ternyata dia cuma
telan sebagian spermaku sebab sebagiannya
dimasukan ke mulutku. Itu
pertama kali aku merasakan sperma. Rasanya
agak aneh tapi lumayan
nikmat juga.
“Bagian breakfast kamu tuh. Enak ngga?” Aku
cuma mengangguk saja.
“Kita orang yang buat breakfast deh, kamu mandi
saja” lanjutnya.
Aku akhirnya masuk kamar dan mandi. Setelah
mandi, kita orang pergi
jalan-jalan ke Orchard Road naik MRT. MRT dari
rumahku ke Orchard
kurang lebih 20 menit. MRT yang penuh sesak itu
membuat kita semua
saling terombol. Baru mau sampai Newton, MRT-
nya diam, lampunya pun
mati. “Ladies and gentleman, please do not panic,
there is electrical
and track failure. They are trying to fix the track at
the moment and
the electricity would be back online in half an
hour. We regret for
inconvenience caused.” Suara dari speaker
menjelaskan apa yang
terjadi. Tiba-tiba ada yang pegang penisku, aku
telusuri mencari muka
yang punya tangan. Ternyata yang mainin
penisku orang yang aku tak
kenal. Dia mulai masukan tangannya ke zipperku.
aku juga tak mau
kalah. Aku mulai Masukan tanganku kedalam T-
shirt-nya dan mencari
payudaranya. Enggak kusangka, payudaranya
gede banget. Tiba-tiba
tangannya meninggalkan penisku yang tegak
keluar dari zipper dan
mulai buka BH-nya dan menanggalkan BH-nya.
Rok mininya kusingkap dan
ternyata dia nggak pakai CD. Aku mainin
clitorisnya pakai satu tangan
dan satu tangan lagi mainkan putingnya. Agar
desahannya yang mulai
keluar dari mulutnya tidak kedengaran orang lain,
aku French kiss
dia. Lidah kami beradu dalam mulut kami dan
tangannya mulai mengocok
penisku.
“It is fifteen minutes before the light is up and the
train will be
moving. Please bear with the condition for the
moment.” Setelah itu,
dia mulai mengarahkan penisku ke lubang
vaginanya. Kusandarkan dia ke
pintu sementara aku spread kakinya. Kuangkat dia
sedikit dan karena
agak menyenggol penumpang lainnya, aku
dengar beberapa gerutuan.
Setelah yakin tidak akan menyenggol orang lain,
aku mulai masukan
penisku ke lubangnya. Aku dengar dia mendesah,
“mm..” itu saja yang
aku dengar. Aku mulai French kiss dia lagi agar
dia nggak teriak
lebih keras. aku mulai tusuk dia dengan kasar dan
setelah agak lama
menusuk, dan bercium, akhirnya kita klimaks
barengan. Kita mulai
merapikan diri. Kini aroma seks mulai tersebar.
Akhirnya lampu
menyala lagi. Setelah aku tengok ke samping,
ternyata yang aku gituin
tadi adalah guru mathematics aku. Dia tersenyum
nakal dan menaruh
jari telunjuknya di mulutnya seolah menandakan
untuk merahasiakan apa
yang telah terjadi.
Setelah lima menit, akhirnya MRT pun berjalan
kembali. Setelah sampai
ke Orchard, kami semua turun. Kami langsung
naik eskalator menuju ke
pusat pertokoan. Kami berbelanja di pusat
pertokoan sampai agak
malam. Akhirnya kita orang pulang juga.
Sampai di rumah aku langsung masuk kamar
kecapaian menemani cewek-
cewek yang jago belanja ini. Rupanya cewek-
cewek ini benar-benar
edan. Aku sudah capai begini masih minta seks.
Untuk menakut-nakuti
mereka aku usuli permainan baru. Permainan
kami adalah master and
slave. Aku jadi master, mereka jadi slave (budak).
Di luar dugaanku,
ternyata mereka setuju dan kelihatan sangat
berminat. Aku kasih tahu
mereka, mereka cuma boleh panggil aku bos, tapi
aku boleh panggil
mereka apa saja (termasuk perek, cewek
murahan dan sejenisnya) dan
boleh menyuruh atau memaksa mereka
melakukan sesuatu seenaknya selama
hal ini berhubungan dengan seks. Mata mereka
makin berbinar-binar.
Akhirnya kusuruh mereka melucuti semua
pakaian dan mereka tidak
diperbolehkan memakai pakaian apapun di dalam
rumah.
Sementara aku mandi, mereka kuperintahkan
membersihkan kamarku yang
berantakan karena adegan semalam. Sewaktu aku
keluar, mereka masih
belum selesai membersihkan kamarku. Aku ke
kulkas minum Red Bull dulu
supaya kuat baru balik ke kamar. Mereka ternyata
sudah selesai.
“Eh, kamu orang bertiga main bersama di lantai.
Julia, kamu pakai
ketimun yang lumayan panjang ini kaya double
dildo sama Amy sementara
kamu orang jilatin Monica. Aku di sini bakal rekam
kamu pakai
handycam-ku. ” Kulempar ketimun yang kubuat
di sekolah pakai tanah
liat ke Julia. Mereka pertamanya agak nggak suka
ideku pakai handycam
tapi setelah aku yakini bahwa videonya nggak
bakal aku kasih lihat
orang lain, akhirnya mereka setuju.
Akting mereka super hot. Mereka mengerang dan
berteriak kenikmatan.
Mereka juga mulai meremas-remas payudara
masing-masing dan terkadang
lawan main mereka. Mereka juga terkadang
bercium mesra. Penisku mulai
nggak tahan. Kuelus penisku lewat celana
dalamku.
“Stop!” Mereka yang lagi asyik main rupanya
nggak denger aku. Aku
teriak sekali lagi “Stop!” akhirnya mereka stop
juga. Sebagai hukuman
untuk tidak mendengar perintah bos, aku suruh
setiap orang ambil
ketimun kecil di kulkas dan masukkan ke dalam
vagina mereka. Setelah
itu kusuruh mereka jalan-jalan dalam rumah
dengan ketimun di dalam
vagina mereka. Belum puas dengan hukuman ini,
kusuruh mereka pakai
celana dalam dan kaos panjangku (kurang lebih
sampai lutut mereka).
Pentil payudara mereka yang warnanya agak
gelap itu terlihat dari
luar dan boleh dibilang lumayan jelas sebab pentil
mereka dalam
keadan keras. Kusuruh mereka mengikutiku ke
Seven Eleven terdekat
tanpa pakai celana maupun BH mereka. Mereka
mulai menawar tetapi aku
bilang, “Kalau masih mau tawar menawar, kita
pergi ke supermarket 2
bus stop dari sini.” Mereka akhirnya ikut aku ke
Seven Eleven yang di
depan rumahku. Monica hampir lemas karena
sewaktu lari menyeberang
jalan, dia mendapat klimaks (ketimunnya kaya
penis naik turun sewaktu
dia lari). Penjaga toko Seven Eleven melihati
payudara Amy yang gede
menonjol itu. Apalagi tanpa sengaja,
payudaranya menyenggol kaca
kulkas yang agak basah itu, membuat
payudaranya semi jelas. Yang buat
penjaganya cengar-cengir, ketika si Julia
membongkok untuk mengambil
barang di rak bawah, celana dalamnya yang
basah karena cairannya itu
terlihat jelas. Setelah membeli barang aku lari balik
ke rumah dan
menyuruh mereka ikut lari dan mengeluarkan
ultimatum bahwa siapa saja
yang sampai di rumah lebih dari dua menit akan
kena hukuman lebih
berat. Langsung saja mereka lari ke rumah, Julia
di tengah jalan
hampir lemas karena klimaks tapi memaksa diri
untuk lari. Akhirnya
mereka sampai di rumah dalam waktu yang
ditentukan. Nafas mereka
sudah memburu dan badan mereka sudah lemas
dan penuh keringat, tapi
permainan baru dimulai, sebab penisku masih
segar bugar. Apalagi baju
yang mereka pakai seolah-olah transparan
dibasahi keringat.
“Ok, kamu orang sekarang mandi dulu!” Mereka
cuma diam saja dan mulai
beranjak menuju ke arah kamar mandi. Kuikuti
mereka ke kamar mandi.
Saat mereka hendak menutup pintu kamar
mandi, kudorong pintunya dan
kusuruh mandi di depanku sambil kurekam
dengan Handycam-ku. Cara
mereka mandi memang agak kikuk dengan
adanya aku di sana. Setelah
mandi dan mengeringkan badan, mereka mau
pakai baju.
“Eh, gue kan sudah bilang, selama di dalam
rumah nggak boleh pakai
baju!”
“Iya bos”, jawab mereka serentak.
Tiba-tiba, “Ting-tong” bel rumahku berbunyi. Aku
jadi pikir-pikir
siapa nih, aku jadi suruh cewek-cewek masuk
kamarku. Ternyata yang
datang si John. Aku persilakan masuk dan
kusuruh duduk. John adalah
teman sekelasku. Aku permisi sebentar masuk ke
kamar.
“Eh kamu orang buatin minum untuk John.
Jangan pakai baju atau
apapun!”
Setelah aku keluar beberapa saat, mereka bertiga
menuju ke arah dapur
untuk membuatkan John minuman. John yang
melihat tiga cewek bugil
berjalan ke arah dapur langsung nyengir ke
arahku.
“Ron, kamu kok bisa ada 3 cewek di rumahmu
jalan bugil?”
“Itu mah, jangan dipikirin. Eloe mau ngewek
sama salah satu dari pada
mereka?”
“Sorry deh, nggak hari ini, kapan-kapan saja.”
“John, ini minumannya.” Mereka bertiga
membuatkan John dan aku
segelas sirup dan berjalan ke arah kamar.
“Kamu orang masa nggak ada aturan”, sentak
aku,
“Duduk sini temenin kita orang ngobrol dong.”
Muka mereka cuma menunduk dan duduk
bersama-sama. Julia duduk di
sebelahku sementara Amy dan Monica duduk
berhadap-hadapan dengan
John. Tangan mereka berusaha menutupi
kemaluan mereka. John sendiri
mulai merasa kikuk. Setelah beberapa lama
bercakap-cakap akhirnya
mereka mulai ikut tertawa dan mulai terbiasa
dengan kebugilan mereka.
Sebelum pulang, John minta tolong agar aku
menjaga anjingnya
sementara dia pergi ke Malaysia 3 hari untuk
urusan bisnis. Anjing
John yang bernama Lassie, itu boleh dibilang
lumayan gede, tapi
anjingnya nggak galak. Aku setuju saja.
Setelah John pulang aku melirik jam. Ternyata
sudah lumayan malam,
jam 11 lebih sedikit. Sewaktu aku masuk kamar,
tiga cewek ini lagi
bisik-bisik dan waktu melihat aku masuk
langsung diam. Lassie pun aku
bawa masuk. Aku ada rencana untuk mereka.
Aku ikat mereka bertiga di
ranjang dengan kaki mengkangkang (dengan
persetujuan mereka). Aku
mulai mengelus-ngelus cewek yang paling kiri,
Julia. Aku maini buah
dadanya dan lidahku mulai menelusuri tubuhnya
yang telanjang. Sewaktu
lidahku menemukan clitorisnya dan mulai
menjilati vaginanya yang
sudah basah, badannya langsung bergerak-gerak
dan erangan nikmat
mulai keluar dari mulutnya. Aku mulai masukan
penisku ke dalam lubang
vaginanya. Sambil mensetubuhi si Julia, tanganku
mulai maini lubang
Monica, yang berada di tengah ranjang. Kami
bertiga mulai mengerang
dan berteriak kenikmatan.
“Ooh.. ohh.. yes..” itu saja yang keluar dari mulut
kami.
Sewaktu aku merasakan Julia mulai mau klimaks,
kutarik penisku dari
lubang vaginanya. Seperti kesetanan, dia
memohon kepadaku agar aku
masukan penisaku lagi ke dalam lubangnya. Tapi
aku ada rencana lain.
Aku tinggali dia dan mulai main dengan Amy.
Kucium mulut Amy yang
mungil, dan tanganku mulai main dengan buah
dadanya yang motok itu,
sementara tanganku yang satunya tetap
memainkan lubang vagina Monica.
Julia masih berteriak minta digituin tapi aku
‘ignore’ dia punya
permohonan. Aku mulai mensetubuhi Amy dan
Amy pun mulai mengerang
keenakan.
“Ron, gue tahu deh, kamu pasti pilih gue. Ohh
ooh..” dia mulai
mengerang. Sambil kumainkan buah dadanya
kugoyang dia dengan keras.
Tanganku yang main dengan Monica sudah mulai
berhenti dan mulai main
dengan buah dada Amy. Sama seperti Julia, Amy
pun kutinggalkan saat
dia hampir mencapai klimaks. Saat itu aku pun
juga hampir mencapai
klimaks. Setelah bermain sebentar dengan
Monica, penisku mulai
menyemprotkan air maniku. Aku tinggalkan juga
Monica. Mereka bertiga
sekarang mengerang dan berteriak meminta
penisku sebab tidak ada
satupun dari mereka yang klimaks.
Aku angkat Lassie keranjang dan kuarahkan
kepalanya ke arah vagina
Julia. Setelah membau-bau sebentar, dia mulai
menjilat vagina Julia.
Julia berteriak, “Ron, tolong, jangan anjing dong
Ron. Geli nih.. Ron
please I beg you.” Aku nggak gubris minta tolong
dia. Kemaluan Lassie
mulai mengeras dan kuarahkan kemaluannya
kearah lubang vagina Julia.
Kontan saja Julia mulai merasa jijik dan geli. Saat
Lassie mulai maju
mundur menyodok kemaluannya, ekspresi Julia
mulai berubah dari jijik
dan geli menjadi puas. Aku pun nggak mau
kalah. Aku mulai setubuhi
Amy dengan posisi Doggy Style.
“Uuuhh ahh..” aku dan Amy mulai mengerang
sementara dari sebelahku,
erangannya agak lain. “Aahh ohh” dan “Warf
warf auu”. Aku nggak tahu
berapa lama, tapi akhirnya Amy klimaks beberapa
kali dan aku masih
minta terus. Aku akhirnya mencapai klimaks.
Lassie dan Julia pun
mencapai klimaks dan Lassie telah tiduran di
lantai. Sekarang tinggal
Monica yang belum klimaks. Penisku yang sudah
loyo nggak bakal bisa
main lagi apa lagi waktu sudah tengah malam.
Aku ambil botol bir dan
mulai minum. Aku kasih mereka bertiga sedikit.
Julia dan Amy telah
bebas dari ikatan dan pergi ke dapur untuk buat
telur karena perut
lapar. Bir dalam botol sekarang tinggal sedikit dan
aku mulai ada
cara untuk memuaskan Monica.
Aku lepaskan ikatannya dan kubuka labianya dan
memasukkan leher botol
bir sedikit lebih sedikit. Monica cuma bisa
mendesah kecil.
Kutuangkan bir yang tersisa sedikit ke dalam
kemaluannya dan dia
mulai berteriak. Rupanya alkohol dalam bir
membuat lubangnya agak
sakit. Aku mulai menggerakan maju mundur
dengan botol bir dan Monica
kembali mendesah keenakan. Aku juga mainkan
clitorisnya dengan
jempol. Buah dadanya aku mainkan dengan
mulut dan lidah. Mukanya
makin memerah, rupanya pengaruh alkohol yang
tadi aku tuangkan.
Setelah klimaks beberapa kali, ia dengan agak
mabuk mulai berteriak,
“Ron, fuck me.. I want to be a slut, your slut..
Ron please dong..
jangan pakai botol lagi, penis kamu lebih nikmat..”
Penisku mulai bangun. Tangannya mulai main
dengan penisku dan
akhirnya penisku dihisap dan dikulum dengan
ganasnya sementara
tanganku nggak diam gituin dia pakai botol.
Akhirnya aku nggak tahan
lagi. Kuambil baby oil dan melumaskan penisku
pakai baby oil. Lubang
duburnya juga aku kasih sedikit baby oil. Kusuruh
dia siap dalam
posisi doggy style dan aku gituin duburnya
sementara tanganku pakai
botol gituin vaginanya.
“OOh.. Ahh Yess.. Ron fuck me bad!”
“Ooohh Mon, kamu punya anus seret deh..”
Setelah beberapa menit, “Mon, I’m cumming
nih..”
“Ron, fuck me in the cunt.. Please dong.. kasih
aku feel kamu punya
cock di cunt aku..”
Dengan sedikit nggak seneng akhirnya kucabut
juga dan aku siap untuk
fuck her cunt. Ternyata cunt dia mencengkram
penisku dengan kencang.
Penerobosan penisku agak susah tapi setelah
semuanya masuk penisku
mulai maju mundur dengan ganas.
“Mon, I really can’t hold to long nih.. kamu kalau
mao klimaks
cepetan donk..”
Monica nggak jawab, jadi aku teruskan saja.
Akhirnya aku mulai
klimaks dan semprotanku kali ini ternyata super
banyak. vaginanya
mulai mengeras dan akhirnya dia pun klimaks
lagi. Badanku keringatan.
Akhirnya Amy dan Julia balik masuk kamar dan
kita pun tidur.
Besok siangnya, kita bangun jam 1. Mereka
semua akhirnya kembali ke
kost mereka untuk buat PR dan belajar sebab
sudah hari Minggu. Aku
duduk di sebelah meja belajar dan merenung
keluar jendela. Aku mulai
berpikir, kalau tiap minggu begini, aku bisa-bisa
kehabisan sperma
nih.
Sejak weekend itu, setiap weekend mereka mulai
ke rumahku dan
untungnya nggak ada yang hamil. Setelah lulus
Sec 4 kami akhirnya
kami berpencar menuju Universitas masing-
masing.


Adult | GO HOME | Exit
1/832
U-ON

inc Powered by Xtgem.com